Footer

Semua tentang diana ada disini.

About This Blog

Lorem Ipsum

Total Tayangan Halaman

Pesan

PageRank Checker PageRank Page Rank Checker Button
Free PageRank Display
Share |
hi-phone
Daisypath Anniversary tickers
Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

About Me

Foto saya
Saya seorang ibu yang memiliki seorang anak perempuan yang lucu berusia 5 bulan

Our Blogger Templates

RSS

Aku Berduka

Dear diary,,,

Saat ini aku sedang dilanda kesedihan. Beberapa orang yang ku cintai dan sayangi kini telah tiada. Ibuku telah 3 bulan pergi meninggalkanku menghadap Yang Kuasa, dan semalam ada sms masuk dari adikku yang mengabari bahwa Uwa-ku telah meninggal. Sama halnya dengan ibuku, keduanya mengalami gagal jantung...Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun....

Yah, aku teringat uwa-ku. Seorang laki-laki yang sudah lanjut usia. Beliau adalah guru yang mengajarkanku bacaan Al-Qur'an (mengaji) sejak usiaku dini...Putih rambutnya, gemuk badannya, selalu tersenyum ketika disapa.... Uwa Usman, begitulah ku memanggil-nya. Beliau sudah ku anggap seperti bapakku sendiri.

Di sebuah lingkungan padat berlokasi di daerah Petamburan Jakarta-Pusat, disanalah Uwa-ku mengajar. Bertempat di madrasah yang ia bangun khusus untuk anak-anak mengaji.
Begitu sabar-nya beliau dalam mendidik kami. Tak kenal panas, hujan, kering, banjir, atau sedang sakit, beliau tetap menyempatkan diri untuk datang ke madrasah untuk mengajar kami.

Awalnya beliau memiliki 10 murid perempuan dan 1 laki-laki. Namun, satu per satu banyak yang melarikan diri (malas mengaji) sampai pada akhirnya murid Uwa hanya 3 orang, yaitu aku, kakak perempuanku, dan 1 anak laki-laki, si solihin namanya...Alasan anak-anak tersebut malas mengaji lantaran kebanyakan dari mereka yang seusiaku saat itu harus bekerja membantu ibu-ibu mereka berdagang kue, dll...juga ada sebagian yang mengatakan kalau tidak kuat dengan metode hapalan surat pendek yang wajib disetor setiap pertemuan...

Meskipun hanya 3 orang Uwa-ku tetap datang mengajar. Aku jadi sedih mengingat itu. Sedih mengingat Uwa-ku yang rela mengorbankan waktunya mengajarkan kami tanpa dibayar, bahkan menyediakan tempat untuk kami belajar. Padahal disaat yang bersamaan aku tahu istri Uwa dan anaknya sedang sakit. Dan Uwa pun saat itu juga tengah menurun kesehatannya. Sering kami lihat Uwa ketika mencontohkan kami membaca Al-Qur'an yang benar tiba-tiba terhenti dan mulai batuk-batuk...

Uwa-ku pernah bilang, meski hanya 3 orang tapi kami harus tetap semangat menuntut ilmu, karena Allah akan meninggikan derajat orang2 berilmu, begitu katanya....Hal itu yang membuat kami (yang tinggal ber3) bersemangat datang untuk mengaji....Pernah disuatu hari hujan turun begitu lebatnya dari pagi hingga sore, sampai-sampai aku dan kakakku berniat tidak ngaji dulu hari itu. Pikir kami mungkin Uwa juga tidak datang kalau hujannya deras begini ditambah beliau kan sedang tidak sehat badannya...kami biasanya mengaji ba'da ashar dan pulang ba'da maghrib. Alhamdulillah menjelang maghrib hujannya mereda. Iseng2 aku dan kakakku mencoba datang ke madrasah sekedar memastikan kalau tidak ada orang disana (jadi kalau Uwa hari itu tidak datang, ngaji-nya libur, jadi kami tidak merasa bersalah)....

Kami datang ke madrasah dengan payung yang masih basah karena rintik hujan. Disana...ternyata perkiraan kami meleset.... Aku dan kakakku begitu malu, ternyata Uwa datang. Kami lihat Uwa tengah duduk membaca Al-Qur'an ditengah kesendirian. Tidak ada siapa-siapa (orang) disitu selain Uwa. Uwa melihat kami,,,tersenyum lalu bertanya "Masih mau ngaji"?,,,kami cenge-ngesan berdua lalu menjawab malu "Iya Wak"...Pengajian singkat dimulai dengan 2 orang dan berakhir sampai ba'da Isya. Saat itu, aku dan kakakku ber-azzam untuk berusaha datang selalu ke pengajian. Kami waktu itu masih belia dan miskin ilmu. Jujur saja, pikir kami saat itu harus datang mengaji karena kasihan kalau sampai Uwa tidak punya murid...(Semoga Allah mengampuni kami)...

Sampai pada akhirnya pengajian kami terpaksa dihentikan. Istri Uwa yang sakit keras meninggal. Dengan kematian istrinya meyebabkan Uwa yang harus menjaga anaknya yang cacat mental. Uwa meminta maaf kepada kami dan menyuruh kami mencari guru lain. Uwa menjelaskan tidak ada lagi yang bisa merawat anaknya selain Uwa. Anaknya yang cacat mental setelah kepergian ibunya hanya mau makan, minum, dan dimandikan olah Uwa. Lalu kami pergi mencari guru lain...

Beberapa tahun telah terlewati. Kerap kali aku bertemu dengan Uwa di jalan, bertegur sapa dengannya. Aku juga mendengar kabar kalau anak-nya Uwa yang cacat mental telah tiada di usianya sekitar 24 tahunan. Hingga kini aku telah dewasa, menikah dan telah dikaruniai 1 orang anak, alhamdulillah. Jika tengah pergi mengunjungi keluarga-ku di Petamburan, aku bertemu Uwa-ku jika sedang melintas melewati pasar. Di Madrasah yang dulu dan sekarang sudah menjadi sekolah Taman Kanak-kanak (TK) dekat dengan pasar. Aku sering melihat Uwa-ku tengah duduk2 disana. Terkadang sendiri, terkadang berbincang-bincang dengan orang lain. Uwa,,,Uwaku sudah semakin tua saja,,,kasihan beliau hidup sendiri...kadang ku datangi beliau bercakap-cakap sebentar. Ku tanya perihal bagaimana dia menjalani hidupnya yang sendiri...Jawabnya hanya tersenyum, tersenyum,,,Lalu berucap "Yah,.Kan semua sudah ditakdirkan Allah,,,apa yang sudah ditakdirkan ya kita jalani dengan ikhlas dan bersabar..."...Terkadang ku bercandai beliau, bertanya mengapa beliau tidak menikah lagi. Spontan beliau tertawa lalu menjawab ditengah tertawanya "Udah terlalu tua" kemudian seperti biasa menasehati ku dengan wasiat-wasiat yang baik.


Kini lelaki tua itu telah pergi. Hari ini pahlawan-ku dibaringkan ke tanah pusara. Uwa, uwa...maafkan saya wa...Nana tidak bisa berikan apa-apa selama ini. Hanya doa dari dalam rumah ini ku panjatkan mengiringi kepergianmu disana...Semoga Allah menerima amal ibadahmu Wa,,,


Selamat tinggal Wa,,,Selamat jalan Pahlawan-ku...Di tengah banyak kebobrokan yang melanda tempat tinggalku, engkau pernah datang sebagai pencerah...Aku akan mengenang semua kebaikanmu Wa,,,Nasehat-nasehat luhurmu akan selalu kuingat, Insya Allah...

Depok, 3 Januari 2010

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaykum mba diana, subhanallah jadi ingat bapakku... :)
*terngiang lagu "yang terbaik bagimu"nya ada band & gitgut

semoga perjumpaan dan perpisahan itu karena Allah ya mba

btw, tukeran link yuk mba
ronakhatulistiwa.wordpress.com
sketsakita.wordpress.com

-Nesya ^___^-

Posting Komentar