Footer

Semua tentang diana ada disini.

About This Blog

Lorem Ipsum

Total Tayangan Halaman

Pesan

PageRank Checker PageRank Page Rank Checker Button
Free PageRank Display
Share |
hi-phone
Daisypath Anniversary tickers
Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

About Me

Foto saya
Saya seorang ibu yang memiliki seorang anak perempuan yang lucu berusia 5 bulan

Our Blogger Templates

RSS

Khasiat Pegagan (Centella Asiatica)


Ciri-ciri:
Nama lain pegagan di daerah berbeda-beda. Ada yang menyebutnya daun kaki kuda, aga, gagan, sandanan, dll. Daun ini berbentuk kipas warna hijau, tumbuh merayap menutupi tanah, dan tidak berbatang. Tangkai daun berbentuk seperti pelepah, agak panjang  5-15 cm. Tangkai bunga sangat pendek, keluar dari ketiak daun, tersusun dalam karangan seperti payung, berwarna putih sampai merah muda atau agak kemerah-merahan. Buah pegagan berukuran kecil, panjang 2-2,5 mm, lebar 7mm, berbentuk lonjong atau pipih, menggantung, baunya wangi, rasanya pahit, berdinding agak tebal, kulitnya keras berlekuk dua, berusuk jelas dan berwarna kuning. Akarnya rimpang dengan banyak stolon (akar membentuk rrumpun). Perkembangbiakkan pegagan bisa dengan stolon dan bisa pula dengan bijinya.                                                                                                                    
Manfaat Pegagan untuk pengobatan
Penggunaan pegagan untuk pengobatan secara tradisional dan ilmiah sudah lama berkembang. Pegagan telah dikenal sebagai obat untuk merevitalisasi tubuh dan pembuluh darah serta mampu memperkuat struktur jaringan tubuh. Bahkan pegagan bisa digunakan sebagai brain tonic atau obat anti lupa bagi orang dewasa dan manula (meskipun dalam hal ni pegagan hanya sebagai obat penunjang saja, bukan yang utama, wallahu ‘alam)...

Pegagan juga dikenal sebagai tonic otak, berdasarkan penelitian Agora Health ublishing, pegagan merupakan tanaman mujarab yang terbukti dapat merevitalisasi pembuluh darah sehingga peredaran ke otak lancar. Sehingga ada penambahan kapasitas kerja neutransmitter di otak yang berfungsi untuk mengingat dan belajar. Ekstrak pegagan dapat memperbaiki jaringan otak yang mengatur terjadinya proses interaksi di dalam otak. Karenanya pegagan dapat diberikan kepada penderita insomnia, stress, dan kelelahan mental . Juga bagus digunakan untuk terapi terhadap anak-anak penderita keterbelakangan mental dan hiperaktif. 

Pegagan juga bersifat menyejukkan atau mendinginkan, menambah tenaga, menambah selera makan, memperindah suara dan mengurangi dahaga. Pegagan mengandung zat sapopnin, asiatikosida, asam asetat, dan made kasat yang mampu memproduksi kalogen I, yaitu protein pemicu proses penyembuhan luka sehingga pegagan digunakan sebagai dasar untuk perawatan kulit agar awet muda.

Khasiat
Dibawah ini merupakan bahan ramuan yang menggunakan bahan dasar pegagan:
1.        Menurunkan kolesterol
Bahan2: Pegagan, mimba, mahkota dewa, tapak liman, daun ungu, dan sambiloto secukupnya
Caranya: Semua bahan direbus hingga mendidih. Dinginkan lalu disaring, minum 3 gelas/ hari sebelum makan.

2.        Stroke
Bahan2: Pegagan segar, umbi dewa, temu putih dan wortel secukupnya
Caranya: Semua bahan dicuci bersih, dibuat jus lalu disaring. Minum 3 gelas perhari.

3.        Batuk asma
Bahan2: Segenggam penuh pegagan segar, 7 lembar daun randu, dan gula secukupnya
Caranya: Pegagan ditumbuk sampai halus ditambah daun randu dan gula. Lalu masukkan ke dalam 1 gelas air matang dan diaduk, setelah larut disaring lalu diminum setiap pagi.

4.       Keputihan
Bahan2: 15-30 lembar daun pegagan segar direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih tersisa 1 gelas, dinginkan lalu disaring. Minum 2xsehari masing-masing ½ gelas

5.        Batu ginjal
Bahan2: 100 gram daun pegagan segar dan 1 gelas air nira manis
Caranya: Daun pegagan direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa kira-kira 2 gelas lalu dicampur dengan air nira. Minum 3x sehari masing-masing 1 gelas

Semoga bermanfaat

Sumber: Khasiat dan manfaat Pegagan, Ir.W.P Winarto & Ir. Maria Surbakti

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hidup Bijak Bersama Istri



            Suamiku sering menyebut-nyebut kelebihan wanita lain di depanku. Seolah-olah dia menyesal menikah denganku.., ” ujar seorang ummahat... Tampak kesedihan terpancar dari wajahnya. Dan, kedua matanya pun berkaca-kaca. Memang, ada kalanya seorang suami tidak puas dengan keadaan istrinya. Ia selalu mengingat kekurangan istrinya & membandingkannya dengan wanita lain. Boleh jadi kekurangan istri dirasa cukup berat bagi suami, akan tetapi dalam waktu yang sama, sang istri sesungguhnya juga memiliki banyak kelebihan atau keistimewaan, serta sekian banyak sifat yang terpuji. Ini semua menuntut sang suami untuk perlahan-lahan dan berhati-hati di dalam mengambil sikap. Jangan sampai ia menilai dan meghukum istrinya hanya melalui aib-aibnya saja, akan tetapi ia harus melihat kebaikan dan keburukannya, serta kelebihan dan kekurangannya secara bersamaan.
Janganlah ia memberikan keputusan berdasarkan satu sudut pandang saja.  Janganlah ia membenci istri karena satu perilaku yang menjadi bagian dari tabiatnya. Allah berfirman:” … Dan bergaullah dengan mereka secara patut, kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An Nisa’:19). Oleh karena itu, janganlah seorang suami membenci istrinya karena perilaku tertentu. Sekali-kali jangan! Nabi bersabda, “Janganlah seorang mukmin itu membenci seorang mukminah. Jika ia benci kepada satu perilaku, maka ia akan puas dengan perilaku yang lainnya.” (Riwayat Muslim).

Hendaklah sang suami itu sadar, bahwa ia tidak akan mendapatkan seorang istri yang bebas dari kekurangan. Boleh jadi istrinya itu, dengan segala kekurangan yang ada, tetap lebih baik daripada sekian wanita lainnya, hanya saja ia tidak melihat kekurangan atau aib wanita lainnya itu. Jika engkau ingin mengenal hal itu, peganglah kertas dan pena, dan tulislah kelebihan-kelebihan istrimu dan kekurangan-kekurangannya, tentu engkau akan melihat bahwa kelebihannya jauh lebih banyak daripada kekurangannya. Ketahuilah, bahwa dalam kehidupan rumah tangga ini tidak memungkinkan bagimu untuk mendapatkan seorang istri yang seratus persen sesuai dengan kriteria yang engkau inginkan. Sudah tentu terdapat perbedaan karakter, dan sudah tentu pula bahwa engkau akan melihat sesuatu yang mengagumkanmu dan sesuatu yang tidak menyenangkanmu. 

Ketahuilah hai para suami, istrimu tidak dan tidak akan seratus persen sebagaimana yang engkau inginkan. Sebab, ia menerima pendidikan yang berbeda dengan pendidikan yang engkau dapatkan, serta memiliki tabiat yang berbeda dengan tabiat yang ada pada dirimu. Terkadang ia memang mirip denganmu dalam beberapa hal, namun berbeda dalam hal lainnya. Oleh karena itu, terimalah kenyataan ini. Janganlah engkau melawan kehidupan dan hendak mengalahkan tabiat yang sudah mengakar, karena tidak mudah mengubahnya. Sekalipun hal itu mungkin, akan tetapi jelas memerlukan waktu yang cukup panjang, kesabaran yang mendalam, latihan secara terus-menerus, nafas yang panjang dan jiwa yang tabah. 

Selain kurang bersabar terhadap kekurangannya, kadang para suami suka melecehkan akal para istrinya dan cara dia dalam berpikir. Suami yang melakukan hal seperti ini sebenarnya hanya menyebarkan keletihan dan tidak mencari kebahagiaan rumah tangga. Demikian juga, ia adalah seorang suami yang tidak pantas mendapatkan penghormatan dari istrinya, karena yang utamanya penghormatan itu adalah sesuatu yang bersifat timbal balik. Sepanjang engkau tidak menghormati orang lain, maka orang tersebut tidak akan menghormatimu, kecuali jika engkau mau hormat kepadanya. Seorang istri yang merasakan bahwa suaminya melakukan hal seperti ini, yaitu pelecehan terhadap akalnya dan caranya dalam berpikir, maka istri tersebut tidak akan memberikan cintanya kepada suaminya. Ada persoalan yang dipahami secara keliru oleh kaum laki-laki, yaitu bahwa mereka menganggap akal wanita itu lemah dan kurang cerdas, serta cara berpikirnya bengkok, kurang lurus. Dan bahwa ia tidak mungkin memiliki pendapat yang lurus. Pendapat dan anggapan seperti ini sama sekali tidak ada dasarnya, dan jelas tidak benar. Sumbernya adalah pemahaman yang keliru mengenai beberapa hadits yang berbicara mengenai masalah ini. Misalnya adalah hadits yang menyebutkan bahwa mereka adalah “Orang-orang yang kurang akal dan agamanya.” Redaksi hadits seperti ini dipahami secara keliru oleh sebagian orang. Mereka memahami bahwa kurangnya akal di sini adalah kurangnya kecerdasan atau kebengkokan dalam berpikir. Ini jelas keliru. Yang dimaksudkan di sini adalah sifat lupanya kaum wanita lebih banyak daripada lelaki. Hal itu disebabkan karena ada banyak hal yang dialami oleh kaum wanita yang membuatnya mudah lupa, terlebih dalam kehidupan umum, dimana ia tidak bisa seleluasa kaum lelaki.

Dalil mengenai hal itu ialah bahwa Nabi ketika ditanya oleh kaum wanita, “Apakah kekurangan akal dan agama kami, wahai Rasulullah?”Maka beliau menjawab, “Bukankah kesaksian wanita itu adalah separuh dari kesaksian laki-laki?”Kami menjawab, “Ya benar.”Nabi bersabda, “Itulah bentuk kekurangan akalnya.”Nabi bertanya lagi, “Bukankah jika sedang haid, ia tidak mengerjakan shalat dan juga tidak berpuasa?”Kami menjawab, “Ya benar.”Nabi menjawab, “Itulah bentuk kekurangan agamanya.” 
Dengan demikian, kekurangan yang disebutkan dalam hadits tersebut memiliki makna sebagaimana yang telah kami sebutkan di atas. Demikian juga halnya dengan kekurangan agamanya. Ia tidak berarti kekurangan mengenai hakikat agamanya, akan tetapi kekurangan itu terdapat pada sebagian dari hal-hal peribadahan. Sedangkan dalam hal ini ia tidaklah dihukum karena meninggalkannya. Bahkan ia justru diharamkan untuk mengerjakannya. Wanita yang sedang haid diharamkan mengerjakan shalat dan puasa. Jika ketika itu ia mengerjakan shalat dan puasa, tentu ia berdosa, sekalipun ia berkewajiban menqadha’ puasa, namun ia tidak perlu mengqadha’ shalat, sebagai bentuk peringanan terhadapnya dan rukhsah dari Allah. Akal wanita adalah akal yang harus dihormati. Ada sebagian wanita yang memiliki keistimewaan berupa kecerdasan akal yang lebih hebat dibanding akal kaum laki-laki. Contoh untuk hal ini sangatlah banyak, dan bukanlah di sini tempatnya untuk menyebutkannya. Akan tetapi, bagaimanapun, kecerdasan akal wanita dijadikan oleh Allah dengan garis yang berbeda denga garis kecerdasan laki-laki. Ia merupakan kecerdasan jenis khusus. Oleh karena itu, ia memiliki perhatian-perhatian khusus. Itu merupakan hikmah agung yang hanya diketahui oleh Allah.

Boleh jadi hal itu dijadikan untuk memperkaya kehidupan, sehingga kehidupan ini menjadi lebih bervariasi, dan agar laki-laki tidak berkuasa dengan akalnya saja, akan tetapi perasaan wanita yang menggelora itu juga memberikan makna lain bagi kehidupan. Adapun jika dasar keyakinan pada diri laki-laki berkenaan dengan akal wanita bukanlah sebagaimana dijelaskan di atas, dan memang ia telah menikahi yang kurang cerdas atau bengkok pikirannya, maka tidak ada alasan baginya untuk menyebutkan hal itu di hadapannya, atau selalu membodoh-bodohkan pendapatnya. Ia pun harus menerima segala kekurangannya, sepanjang ia menjadi istrinya. Adalah tidak adil jika ia menimbangnya dengan sesuatu yang memang tidak dimiliki olehnya. Yang tak kalah penting lagi adalah pernyertaan istri terkait dengan urusan rumah tangga. Yaitu dalam hal berpikir dan merencanakan suatu hal bersama sang suami, serta bermusyawarah dengannya. Banyak kaum lelaki yang masih berpikiran bahwa “bermusyawarah dengan wanita hanya akan merobohkan rumah tangga.” Bisa jadi hal ini ada benarnya untuk sebagian kaum wanita. Akan tetapi, ada sebagian kaum wanita atau istri yang bila diajak bermusyawarah, maka akal pikiran atau pendapatnya akan bisa memecahkan sekian banyak masalah yang dihadapi….Rasulullah pun tidak segan untuk meminta pendapat istrinya. Jadi… jangan segan untuk mencontoh Rasulullah dalam masalah ini. Setuju?
Sumber: Fatawa Vol.IV



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aku Berduka

Dear diary,,,

Saat ini aku sedang dilanda kesedihan. Beberapa orang yang ku cintai dan sayangi kini telah tiada. Ibuku telah 3 bulan pergi meninggalkanku menghadap Yang Kuasa, dan semalam ada sms masuk dari adikku yang mengabari bahwa Uwa-ku telah meninggal. Sama halnya dengan ibuku, keduanya mengalami gagal jantung...Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun....

Yah, aku teringat uwa-ku. Seorang laki-laki yang sudah lanjut usia. Beliau adalah guru yang mengajarkanku bacaan Al-Qur'an (mengaji) sejak usiaku dini...Putih rambutnya, gemuk badannya, selalu tersenyum ketika disapa.... Uwa Usman, begitulah ku memanggil-nya. Beliau sudah ku anggap seperti bapakku sendiri.

Di sebuah lingkungan padat berlokasi di daerah Petamburan Jakarta-Pusat, disanalah Uwa-ku mengajar. Bertempat di madrasah yang ia bangun khusus untuk anak-anak mengaji.
Begitu sabar-nya beliau dalam mendidik kami. Tak kenal panas, hujan, kering, banjir, atau sedang sakit, beliau tetap menyempatkan diri untuk datang ke madrasah untuk mengajar kami.

Awalnya beliau memiliki 10 murid perempuan dan 1 laki-laki. Namun, satu per satu banyak yang melarikan diri (malas mengaji) sampai pada akhirnya murid Uwa hanya 3 orang, yaitu aku, kakak perempuanku, dan 1 anak laki-laki, si solihin namanya...Alasan anak-anak tersebut malas mengaji lantaran kebanyakan dari mereka yang seusiaku saat itu harus bekerja membantu ibu-ibu mereka berdagang kue, dll...juga ada sebagian yang mengatakan kalau tidak kuat dengan metode hapalan surat pendek yang wajib disetor setiap pertemuan...

Meskipun hanya 3 orang Uwa-ku tetap datang mengajar. Aku jadi sedih mengingat itu. Sedih mengingat Uwa-ku yang rela mengorbankan waktunya mengajarkan kami tanpa dibayar, bahkan menyediakan tempat untuk kami belajar. Padahal disaat yang bersamaan aku tahu istri Uwa dan anaknya sedang sakit. Dan Uwa pun saat itu juga tengah menurun kesehatannya. Sering kami lihat Uwa ketika mencontohkan kami membaca Al-Qur'an yang benar tiba-tiba terhenti dan mulai batuk-batuk...

Uwa-ku pernah bilang, meski hanya 3 orang tapi kami harus tetap semangat menuntut ilmu, karena Allah akan meninggikan derajat orang2 berilmu, begitu katanya....Hal itu yang membuat kami (yang tinggal ber3) bersemangat datang untuk mengaji....Pernah disuatu hari hujan turun begitu lebatnya dari pagi hingga sore, sampai-sampai aku dan kakakku berniat tidak ngaji dulu hari itu. Pikir kami mungkin Uwa juga tidak datang kalau hujannya deras begini ditambah beliau kan sedang tidak sehat badannya...kami biasanya mengaji ba'da ashar dan pulang ba'da maghrib. Alhamdulillah menjelang maghrib hujannya mereda. Iseng2 aku dan kakakku mencoba datang ke madrasah sekedar memastikan kalau tidak ada orang disana (jadi kalau Uwa hari itu tidak datang, ngaji-nya libur, jadi kami tidak merasa bersalah)....

Kami datang ke madrasah dengan payung yang masih basah karena rintik hujan. Disana...ternyata perkiraan kami meleset.... Aku dan kakakku begitu malu, ternyata Uwa datang. Kami lihat Uwa tengah duduk membaca Al-Qur'an ditengah kesendirian. Tidak ada siapa-siapa (orang) disitu selain Uwa. Uwa melihat kami,,,tersenyum lalu bertanya "Masih mau ngaji"?,,,kami cenge-ngesan berdua lalu menjawab malu "Iya Wak"...Pengajian singkat dimulai dengan 2 orang dan berakhir sampai ba'da Isya. Saat itu, aku dan kakakku ber-azzam untuk berusaha datang selalu ke pengajian. Kami waktu itu masih belia dan miskin ilmu. Jujur saja, pikir kami saat itu harus datang mengaji karena kasihan kalau sampai Uwa tidak punya murid...(Semoga Allah mengampuni kami)...

Sampai pada akhirnya pengajian kami terpaksa dihentikan. Istri Uwa yang sakit keras meninggal. Dengan kematian istrinya meyebabkan Uwa yang harus menjaga anaknya yang cacat mental. Uwa meminta maaf kepada kami dan menyuruh kami mencari guru lain. Uwa menjelaskan tidak ada lagi yang bisa merawat anaknya selain Uwa. Anaknya yang cacat mental setelah kepergian ibunya hanya mau makan, minum, dan dimandikan olah Uwa. Lalu kami pergi mencari guru lain...

Beberapa tahun telah terlewati. Kerap kali aku bertemu dengan Uwa di jalan, bertegur sapa dengannya. Aku juga mendengar kabar kalau anak-nya Uwa yang cacat mental telah tiada di usianya sekitar 24 tahunan. Hingga kini aku telah dewasa, menikah dan telah dikaruniai 1 orang anak, alhamdulillah. Jika tengah pergi mengunjungi keluarga-ku di Petamburan, aku bertemu Uwa-ku jika sedang melintas melewati pasar. Di Madrasah yang dulu dan sekarang sudah menjadi sekolah Taman Kanak-kanak (TK) dekat dengan pasar. Aku sering melihat Uwa-ku tengah duduk2 disana. Terkadang sendiri, terkadang berbincang-bincang dengan orang lain. Uwa,,,Uwaku sudah semakin tua saja,,,kasihan beliau hidup sendiri...kadang ku datangi beliau bercakap-cakap sebentar. Ku tanya perihal bagaimana dia menjalani hidupnya yang sendiri...Jawabnya hanya tersenyum, tersenyum,,,Lalu berucap "Yah,.Kan semua sudah ditakdirkan Allah,,,apa yang sudah ditakdirkan ya kita jalani dengan ikhlas dan bersabar..."...Terkadang ku bercandai beliau, bertanya mengapa beliau tidak menikah lagi. Spontan beliau tertawa lalu menjawab ditengah tertawanya "Udah terlalu tua" kemudian seperti biasa menasehati ku dengan wasiat-wasiat yang baik.


Kini lelaki tua itu telah pergi. Hari ini pahlawan-ku dibaringkan ke tanah pusara. Uwa, uwa...maafkan saya wa...Nana tidak bisa berikan apa-apa selama ini. Hanya doa dari dalam rumah ini ku panjatkan mengiringi kepergianmu disana...Semoga Allah menerima amal ibadahmu Wa,,,


Selamat tinggal Wa,,,Selamat jalan Pahlawan-ku...Di tengah banyak kebobrokan yang melanda tempat tinggalku, engkau pernah datang sebagai pencerah...Aku akan mengenang semua kebaikanmu Wa,,,Nasehat-nasehat luhurmu akan selalu kuingat, Insya Allah...

Depok, 3 Januari 2010

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS